''what's in a name?''
Sungguh mengagumkan bagaimana seorang pujangga besar dengan nama seindah William Shakespeare mampu mempertanyakan secara lugas makna sebuah nama. Dia yang pada setiap karyanya lahir karakter-karakter yang dengan sekedar kekuatan nama lakonnya saja, mampu melukiskan kebesaran naskah-naskah agung yang mengguncangkan jagat sastra dunia,sebut saja juliet-romeo, hamlet, dan othello.
Di dunia maya, nama adalah satu-satunya identitas yang tersisa. Selaput tipis yang membungkus wujud transparan yang sesungguhnya hampa. Di dunia ini, wujud-wujud ini adalah gagasan dan nama-nama adalah pilihan. Tidak ada yang lebih nyata daripada setiap pribadi, kecuali namanya sendiri. Dan di ruang maya ini segala sesuatu mati suri, raga mati, identitas inderawi pun turut mati, sehingga nama menjadi sosok tunggal yang tergopoh-gopoh untuk diisi sebagai aktualisasi esensi diri.
Akhirnya nama menjadi sesuatu yang wajib diperjuangkan bila anda adalah seorang kim di negara korea,atau wang di republik rakyat cina, atau mungkin seorang rendy aditya di indonesia. Dengan hasil pencarian mesin pencarian 226.000 rendy aditya lain yang hilir mudik di jagat maya, pencarian nama alamat digital sebagai perwujudan eksistensi diri berakhir dengan mentransformasinya menjadi wujud yang baru. Beberapa korban serupa memilih menambahkan angka, yang lain mencoba bermain nada dan kata. Biasanya saya cenderung mengalah, tapi tidak untuk rendy aditya.
Karena adalah nama yang menjadi identitas dasar kita sebagai manusia, bungkus tertegas dari diri kita yang paling tak kasat mata, harapan dan doa, serta citra yang akan kita bina. Yang kemudian membedakan kita satu sama lain melalui sistem klasifikasi yang sangat manusiawi dan terhormat diantara jutaan individu manusia lain, tanpa harus mengenakan papan nomor di dada. Dan dengan nama, kita menjadi pribadi yang unik, eksis diantara mereka yang bahkan belum pernah berada bersama, dan merasa tentang kita.
Nama memberikan kesempatan bagi manusia untuk menjadi lebih dari hanya sekedar jumlah dan persentase komunal. Sekali lagi tersadarkan bahwa saya hanyalah bagian dari 226.000 kumpulan rendy aditya. Maka saya adalah aytidaydner@gmail.com bagi mereka yang tidak pernah mengenal saya di kesempatan yang lain. Lalu bila saya adalah aytidaydner@gmail.com dan bukan rendy aditya,sedangkan rendy aditya diasumsikan sebagai materi dasar yang menciptakan saya,tersisa tanya : siapa saya?
Kesimpulan sementara saya adalah kumpulan pengalaman, dari semua yang mengenal saya, dan merasa. Tidak masalah siapakah saya sebenarnya, karena apa yang saya lakukan yang membuat saya ada. Karena tanpa rendy aditya, tulisan ini tidak akan pernah ada. Dan tanpa aytidaydner@gmail.com data ini hanya asa. Tanpa ada anda yang mengenal, dan merasa saya, dari membaca.
Rendy aditya (aytidaydner@gmail.com)
-bangga menjadi salah satu dari kumpulan rendy aditya, dan semoga sebaliknya-
with permission from the Author
168,000,000 hasil penelusuran untuk jessica. (0.21 detik)
ReplyDelete