Welcome to RaveWriten's writing desk

Architext, design thinker, social entrepreneur..

Sunday, March 14, 2010

Teorema Romantika Segitiga

Teorema Romantika  Segitiga  

Ada sebuah teorema klasik yang berbunyi bila ada dua buah elemen yang berlainan jenis, bertemu pada sebuah tempat dengan konsentrasi massa yang renggang, lalu bereaksi pada suatu waktu tertentu terhadap nafsu maka elemen ketiga yang hadir adalah setan. Bentuk sederhana teorinya berbunyi “mun aya lalaki jeung awewe keur duaan, nu katilu setan..,siah!” dan reaksinya bisa dijabarkan sebagai berikut sebagai berikut:


L (Laki-laki) + P (perempuan) X nafsu = setan

Lalu ada teorema populer yang lain, yang terjadi akibat terlarutnya elemen lain diddalam tabung reaksi. Yang satu tidak turut bereaksi,sedangkan yang lain dengan alasan tertentu turut bereaksi. Bila elemen baru itu tidak turut bereaksi, dijabarkan seperti dibawah ini:



L + P X elemen asing (non-reaksi) = kambing congek
atau
L + P X elemen (non-reaksi) = lalat/nyamuk
      (hasil reaksi berbeda-beda tergantung kondisi dan situasi dimana reaksi terjadi)

Terkadang kehadiran elemen asing ini sering kali tidak disadari oleh kedua elemen berlainan jenis yang sedang ditingkahi asmara. Dan biasanya pula, elemen asing ini dengan cukup tahu diri pamit pergi, atau tetap di tempat dengan ucapan “silakan, anggap aja saya dedaunan..atau pepohonan..atau angin lalu..atau apapun..” . Dan bila ini terus terjadi maka kedua elemen ini akan dijauhi oleh elemen yang lain, dan tidak menutup kemungkinan akan ada usaha dari lingkungan sekitar untuk bahkan menjauhkan keduanya satu sama lain.

Namun, yang paling menjadi masalah adalah bila elemen asing ini ternyata bereaksi dengan salah satu dari kedua elemen yang hadir di awal. Maka elemen ini disebut elemen ke tiga, atau pihak ketiga. Dengan demikian muncul cinta segitiga dengan reaksi rata-rata seperti ini:

L + P X L1 = bertarung, kalo ga berhasil lalu selingkuh
atau
L + P X P1 = selingkuh, kalo ketauan baru berantem

Cinta menurut penulis akan didefinisasikan diakhir tulisan yang singkat ini, adapun segitiga terbentuk dari tiga buah titik yang dihubungkan dengan garis lurus, dimana sudut yang dihasilkan dari setiap pertemuan garis menghasilkan nilai yang sama besar yaitu 180 derajat. Maka cinta segitiga didefinisikan sebagai tiga elemen yang memiliki reaksi yang sama, dengan nilai reaksi yang sama besar satu sama lain. Sedangkan cinta tidak pernah memberikan ruang untuk lebih dari dua pihak. Oleh karena itu simbol hati pun simetris dua sisi, dan bukannya tiga, empat, atau lima sisi. Dan oleh karena itu pula manusia hanya diciptakan terdiri dari dua jenis, laki-laki dan perempuan.

Cinta seharusnya hadir di antara dua elemen, tetapi kehadiran pihak ketiga akan selalu hadir. Yaitu yang berasal dari diri sendiri (nafsu, ego, dll..), berasal dari lingkungan sekitar (teman, keluarga, dll), dan berasal dari elemen ketiga (Pil, Wil..dll). Maka ada sebuah teorema untuk mengatasinya yang berbunyi “ kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat sisi lainnya”. Dengan kata lain yang harus dilakukan adalah menciptakan hubungan yang tegak lurus satu sama lain, seimbang, dan tidak berat sebelah. Sehingga tercipta sebuah sudut siku-siku diantara sepasang kekasih,  dengan demikian pihak ketiga akan selalu memiliki rentang jarak terjauh terhadap kita dan orang yang kita kasihi.

Demikianlah hubungan cinta, yang memang akan selalu menjadi segitiga, tetapi pengendaliannya tergantung oleh sepasang garis yang terhubung oleh sebuah sudut siku-siku yang diusahakan bersama. Dan sudut siku-siku itu.. adalah cinta itu sendiri..



with permission from Author

Saat ini merasakan cinta sebagai sesuatu yang sangat universal, sehingga seharusnya membentuk segi yang tak terhingga, yang terbentuk dari setiap titik yang ada di muka bumi

No comments:

Post a Comment